Rabu, 18 Juni 2014

PENTING !!!!!!!



MENGURANGI PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pencemaran lingkungan berhubungan erat dengan sampah karena sampah merupakan sumber  pencemaran. Permasalahan sampah timbul karena tidak seimbangnya produksi sampah dengan pengolahnnya dan semakin menurun daya dukung alam sebagai tempat pembuangan sampah. Di satu pihak, jumlah sampah terus bertambah dengan laju yang cukup cepat, sedangkan dilain pihak kemampuan pengolahan sampah masih  belum memadai.
Beberapa masalah yang dapat ditimbulkan sampah sebagai berikut :
1.      Sampah yang tercecer dan  masuk kedalam selokan akan menyumbat saluran dan mengakibatkan banjir pada musim hujan. Keadaan seperti ini sudah sering terjadi di beberapa kota di Indonesia.
2.      Peningkatan jumlah sampah akan menimbulkan masalah dalam mncari tempat pembungan sampah yang baru.Tempat yang dijadikan lokasi pembungan sampah akan menjadi tempat yang kumuh dan kotor. Di dalamnya akan menjadin tempat berkembangnya organisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Tempat ini juga akan menjadi sarang hewan liar atau lalat. Padahal, hewan liar ini dapat mempercepat penyebaran bibit penyakit.
3.      Sampah yang terlalu lama ditimbun akan menghasilkan bau yang tidah enak dan akan mengganggu kesehatan orang yang tinggal di sekitarnya. Air yang dikeluarkan dari timbunan sampah juga dapat mencemari air sungai, air sumur, dan air tanah.
Penanganan sampah yang selama ini dilakukan belum sampai pada tahap memikirkan proses daur ulang atau menggunakan ulang sampah tersebut. Penanganan sampah yang selama ini dilakukan hanya mengangkutnya dari tempat sampah di permukiman kota dan membungannya ke tempat pembuangan sampah akhir atau membakarnya. Cara seperti ini kurang bisa mengatasi masalah sampah karena masih dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
Jumalah produk, tingkat pendapatan, pola konsumsi, pola penyediaan kebutuhan hidup, serta iklim dan musim merupakan faktor yang dapat memengaruhi jumlah sampah dari penduduk suatu daerah. Beberapa studi yang dilakukan pada tahun 1993 memberikan gambaran bahwa angka timbunan sampah kota di Imdonesia sebesar 2-3 liter per orang per hari dengan densitas 200-500kg/m3. Komposisi utama adalah sampah organik sebanyak 70-80% dari seluruh jumlah samapah yang dihasilkan. Komponen dan komposisi bahan organik sampah kota dapat dilihat alam tabel 1.
Tabel 1. Komponen dan komposisi bahan organik sampah kota.
Bahan Organik
Komposisi
Serat kasar (%)
Lemak (%)
Abu (%)
Air (%)
Amonium (mg/g sampah)
Norganik (mg/g sampah )
Total nitrogen (mg/g sampah )
Protein (mg/g sampah)
Keasaman (pH)
4,1 – 6,0
3,0 – 9,0
4 ,0 – 20,0
30,0 – 60,0
0,5 – 1,14
4,8 – 14,0
4,0 – 17,0
3,1 – 9,3
5,0 – 8,0








Sumber : Hadiwiyanto (1983)
            Salah stu alternatif pengolahan sampah adalah memilih smpah organik dan memprosesnya menjadi kompos atau pupuk hijau. Namun, proses pengomposan ini juga kadang-kadang masih mengundang masalah. Selama proses pengomposan, bauk busuk kan keluar dari kompos yang belum jadi. Keadaan ini merupakan salah satu penyebab masyarakat enggan membuat kompos. Mereka lebih senang membuang sampahnya kesungai karena mereka merasa lebih praktis, tanpa memerhatikan dampak yang dapat ditimbulkan. Sebenarnya mengubah samapah menjadi kompos masih jauh lebih baik daripada membuangnya ke sungai.
            Namun,yang menjadi masalah adalah masyarakat belum mengetahui proses pengomposan limbah organik secara sederhana dan cepat, kurang memahami nilai kompos, dan kurang memahami dampak negatif pencemaran lingkungan. Mungkin faktor ini juga yang membuat masyarakat masih enggan menggunakan kompos.

Nah berikut adalah dasar pembuatan kompos.




DASAR PEMBUATAN KOMPOS
A.   Bahan Pembuatan Kompos
a.       Berdasarkan Komponen yang Dikandungnya
1.      Bahan Organik Lunak
Bahan organik dikatakan lunak jika bahan itu sebagaian besar terdiri dari air. Bahan yang termasuk alam kategori ini adlah buah-buahan, sayur-sayuran, termasuk akar dan daun sayuran, limbah kebun termasuk potongan rumput dan dfedaunan, serta limbah dapur.
2.      Bahan Organik Keras
Bahan organik keras memiliki kadar air relatif rendah dibandingkan dengan jumlah total berat bahan tersebut.Dalam proses pengomposan bahan ini akan didekomposisi secara sempurna. Namun, proses tersebut tidak akan terjadi secara sempurna tanpa terjadinya air yang banyak. Contoh bahan organik keras adalah dedaunan segar, bunga, dan hasil pemotongan pagar hidup.
3.      Bahan Selulisa
Bahan seulosa merupakan bahan yang struktur selularnya sebagian besar terdiri dari selulosa dan lignin dengan kadar air yang relatif rendah. Bahan ini akan di dekomposisi bakteri dengan sangat lambat, bahkan tidak sama sekali. Contoh bahan selulosa adalah sisipan kayu, jerami padi, daun kering, kulit pohon dan kertas.
4.      Limbah Protein
Limbah protein merupakan limbah yang mengandung banyak protein, seperti kotoran hewan, limbah dari pemotongan hewan, dan limbah makanan. Limbah yang banyak mengandung protein ini merupakan bahan pembuat kompos yang sangat bagus karena kandungan nutrisinya baik untuk pertumbuhan tanaman. Namun, proses dekomposisi dari protein ini akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Bau ini sangat disukai oleh kuman dan serangga sehingga jumlsh mereka akan sangat banyak.
5.      Limbah Manusia
Limbah manusia dan hewan yang dimaksud adalah kotoran (fases). Kotoran ini sangat disenangi mikroorganisme.
b.      Berdasarkan Asal Bahannya
1.      Limbah Pertanian
Ø  Limbah dan residu tanaman,contohnya jerami padi, gulama,sekam padi.
Ø  Semua bagian vegatif tanaman,contohnya batang pisang,sabut kelapa,dedaunan.
Ø  Libah residu ternak,contohnya kotoran,limbah cair.
Ø  Pupuk hijau,contohnya lamtoro,orok-orok,lupin,turi,rumput gajah.
Ø  Tanaman air,contohnya azolla,eceng gondok,gulma air dan ganggang biru.
Ø  Penambat nitrogen, contohnya mikoriza, rizobium, dan biogas.
2.      Limbah Industri
Ø  Limbah padat, contohnya kayu,kertas,serbuk gergaji,ampas tebu,limbah kelapa sawit, limbah pemotongan hewan.
Ø  Limbah cairan, contohnya alkohol,limbah dari pengolahan kertas,dan limbah pengolahan kelapa sawit.
3.      Limbah Rumah Tangga
Ø  Sampah, contohnya tinja,urine,sampah rumah tangga,sampah kota,dam limbah dapur.

KEUNGGULAN KOMPOS
Kompos dapat memperbaiki struktur tanah dengan lengkap walaupun jumlahnya sedikit.
Ø  Menggemburkan dan meningkatkan ketersediaan bahan organik di dalam tanah.
Ø  Meningkatkan daya serap tanah terhadap air dan zat hara.
Ø  Memperbaiki kehidupan mikroorganisme didalam tanah dengan cara menyediakan bahan makanan bagi mikroorganisme tersebut.
Ø  Memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga tidak mudah terpencar.
Ø  Memperbaiki drainase dan tata udara di dalam tanah.
Ø  Membantu proses pelapukan bahan mineral.
Ø  Melindungi tanah terhadap kerusakan yang disebabkan erosi.
Ø  Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar